latest Post

Meninggal Sebelum Wisuda, Kisah Haru Rina Digantikan Oleh Ayahnya Untuk Mengambil Ijazah.

Kisah Haru Rina Digantikan Oleh Ayahnya Untuk Mengambil Ijazah.
Setiap yang bernyawa pasti akan meninggal. Itulah ungkapan yang sering mengingatkan kita untuk sebuah kematian. Bisa terjadi kapan saja dimana saja dan dalam keadaan apapun.

Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan kisah seorang ayah yang menggantikan anaknya untuk mengambil ijazah saat wisuda. Mahasiswi dari fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh bernama Rina Muharrami meninggal dunia tepat 13 hari setelah sidang skripsi sehingga tidak bisa mengikuti wisuda yang diselenggarakan pada rabu Tanggal 27 Febuari 2019.

Namanya adalah Rina Muharrami, putri dari pasangan Bukhari dan Nurbayani. Ia merupakan mahasiswi di Program Studi Pendidikan Kimia  Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.

Rina berasal dari keluarga yang sederhana. Sebagai tulang punggung keluarga, ayah Rina hanya bekerja sebagai buruh bangunan, sementara ibunya adalah seorang buruh tani. Perjuangan Rina untuk agar tetap bisa berkuliah pun mungkin tidak seburuntung orang lain. Pasalnya disetiap hari libur kuliah, Rina harus tetap membantu ibunya di sawah. Bahkan sang ibu mengaku untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya, Rina harus berjuang keras. Misalnya untuk membeli laptop, Rina mengusahakan sepetak sawah milik orang tuanya yang kemudian hasilnya digunakan untuk membeli laptop.

Kerap kali untuk mendapatkan penghasilan lebih, ibu rina bekerja di sawah milik orang lain yang hasilnya juga digunakan untuk sekedar bahan bakar motor Rina untuk pergi kuliah. Rina juga selalu menyempatkan diri untuk mengaji di sebuah pesantren pada malam hari.

Menurut pengakuan dari teman-temannya, Semasa hidup Rina merupakan sosok sederhana dan menginspirasi. Rina juga dikenal memiliki kemampuan bahasa jepang yang baik. Rina merupakan mahasiswi penerima beasiswa bidikmisi dan meraih IPK 3.51. Rina juga merupakan sosok yang humoris dan juga perhatian dengan temannya. Hal tersebut juga bukan hanya dirasakan oleh temannya, tetapi juga oleh ketua program studi pendidikan kimia fakultas tarbiyah dan keguruan, Muzakir.

Meski hidup dalam keterbatasan, namun Rina memiliki cita-cita yang tinggi. Ayahnya bercerita, jika Rina ingin berkuliah di Jepang karena memiliki kemampuan bahasa jepang yang baik. Ayahnya lantas tidak mengizinkan hal tersebut lantaran khawatir jika Rina harus terpisah jauh dari keluarga.

Rina juga bercita-cita ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 dan sembari bekerja sebagai guru bahasa jepang. Bahkan ayahnya juga menjelaskan jika Rina ingin menjadi seorang dosen.




Diketahui Rina meninggal dunia karena sakit tifus stadium akhir hingga berdampak pada gangguan fungsi saraf. Karena kondisi yang terus memburuk, Rina juga sempat koma dan dirawat di ruang ICU RS.Meuraxa, Kabupaten Aceh Besar. Rina menghembuskan nafas terakhir pada 5 Febuari 2019 pada pukul 04.15 WIB.

Rina telah berhasil menyelesaikan seluruh syarat untuk wisuda pada semester ini hingga ia berhak untuk menerima ijazah kelulusannya. Namun Tuhan berkehendak lain, sehingga pihak fakultas berinisiatif untuk mengundang ayah rina sebagai perwakilan untuk menerima ijazah kelulusan.


About paman yan

paman yan

2 pendapat anda:

Tinggalkan Komentar Mamen Untuk Postingan ini.